Jumat, 06 Februari 2015

HADIRMU SEKILAS, LALU MENINGGALKAN LUKA



Suatu ketika, disaat hati ini sedang terpuruk oleh masalalu, kamu datang membawa segalanya yang kuanggap kebahagiaan.
Ya, senyum selalu hadir ketika bersamamu, seketika lupa sama rasa sakit yang sedang kualami.
Ngga ada lagi air mata kesedihan yang kemarin-kemarin terus ngalir ngga berhenti.
Kamu selalu bikin aku nyaman. Kamu lucu, beda, beda banget sama masalaluku yang cuek bebek seakan ngga pernah perduli.
Kamu perhatian, walaupun aku ngga tahu apa cuman sama aku kamu perhatian? Atau emang ke semua cewek kamu begitu?
Cewek mana yang ngga seneng di kasih perhatian sama cowok? Ya walaupun hanya sebatas perhatian kecil gitu.


Nyaman, nyaman banget rasanya. Aku baru sadar, sepertinya dia sudah tergantikan olehmu…. Ya, dia masalaluku.
Mungkin sekarang kamu adalah orang yang aku cintai. Bukan dia lagi.
Cinta suka datang tiba-tiba, datang dengan sendirinya.
Entah sampai sekarangpun, hati kecil selalu bertanya…. Mengapa aku bisa mencintaimu?
Akupun ngga punya alasan kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu. Sulit di deskripsikan.


Apa kamu hadiah dari Tuhan, yang sengaja Tuhan kirim untuk menyembuhkan luka dihati ini?
Apa kamu hadiah dari Tuhan, yang Tuhan kasih untuk bisa mengembalikan lagi senyumku yang sempat hilang karena masalalu?
Apa kamu adalah jawaban dari doaku selama ini?


Entah, aku hanya bisa berharap kamu tidak seperti masalaluku.
Membuat tertawa tapi akhirnya berujung pada air mata.
Memberi harapan lalu pergi begitu saja.
Mengajakku terbang tinggi, tapi disaat aku sedang menikmati kebersamaan ia malah menghempaskanku begitu saja.


Aku lelah dengan semua itu.
Aku lelah mengingat yang lalu, begitu kelam.
Aku lelah menangis untuk orang yang tak pernah melihatku sedikit saja.
Aku terus berharap kamu yang akan menjadi orang terakhir untuk aku cintai.


Kamu sederhana, apa adanya, tapi aku selalu bahagia dibuatmu.
Sampai disuatu ketika hati ini berteriak ingin mengungkapkan semuanya. Mengungkapkan bahwa ada aku disini, yang mencintaimu.
Hening, hati ini hening sewaktu kamu berubah.
Bisu, mulut ini membisu sewaktu tahu ada yang berbeda dari dirimu.
Entah apa itu, tapi aku merasakannya.


Jujur membuatku salah, tak jujur membuatku semakin tertekan dengan semuanya.
Aku seolah berpesan pada hati, “Nanti saja, simpan dulu sendiri. Belum saatnya kau mengungkapkan.”

Tapi hati selalu memaksa, selalu berteriak, “Aku lelah, sudah cukup memendam rasa ini sendirian, aku ingin dia tahu yang sebenarnya.”

Hingga disuatu malam aku bertanya pada diri sendiri, “Masih kuat sampai sini? Atau mau selesai, lupakan dia? Bertahan? Sanggupkah?”

Air mata terus menetes, membayangkan kamu yang dulu pernah membuatku bahagia.
Terluka, ternyata aku salah mengartikan perhatianmu selama ini yang kuanggap itu adalah perhatian special kamu berikan kepadaku.
Pengorbananku yang selalu ingin memberitahu bahwa aku mencintaimupun kauabaikan. Tak sedikitpun kamu mau melihatnya.


Pergilah bermain-main, tak perlu memikirkan noda dan luka. Ketika lelah nanti pulanglah, sebab ada yang menunggumu dan segala kotormu.”

Ya, mungkin sesekali kita perlu bertukar posisi. Rasakan jadi diriku, menunggu tapi yang ditunggu tak pernah sadar, tulus dan ikhlas mencintai tapi diabaikan.

Tengok aku jika kaubutuh, datangi aku jika mau, aku selalu ada untukmu.
Aku mencintaimu, maka aku biarkan kau tak kuganggu. Mengertilah, tak mudah menjadi aku, tak mudah menaif-kan perasaan.”

Rasa sunyi tolonglah jangan menghantui, kuingin kau berhenti membuatku sedih.
Ini dari cinta, cinta yang sedang menunggumu.

Kamis, 20 November 2014

CINTA SENDIRIAN

Sedang di dalam fase, dimana aku sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta kepada seseorang yang baru-baru ini kukenal.
Kepada seseorang yang mampu melupakan kesedihanku karena masalaluku yang kelam.
Dia yang setiap hari mengganggu pikiranku.

Cintaku ini ada didepan mata, ia dekat, tapi entah.......seperti terasa jauh.
Apa karena aku jatuh cinta sendirian? Makanya ia terasa jauh?
Apa aku salah mencintai dia?
Ini benar-benar cinta? Atau hanya ketertarikan sesaat?
Apa hati ini terlalu bodoh, bodoh karena terlalu mudah mencintai orang baru?
Bahkan belum tentu orang itu mencintaiku.
Apa sesakit ini rasanya jatuh cinta sendirian? Memang bukan cinta yang salah. Tapi hati, salahkan hati ini yang memilihnya.
Sekarang aku kesulitan mengurus perkara jatuh cinta yang sendirian ini.

Aku yang hanya bisa memandanginya dari kejauhan.
Disana, ia sedang bersama teman-temannya. 
Lelaki aneh namun bisa membuatku cinta seperti ini, apa aku dilarang untuk melihatmu dari dekat?
Tidakah kamu merasakan cinta ini?
Tidakah kamu merasakan bahwa aku ingin memilikimu?
Tidakah kamu merasakan bahwa aku ingin membahagiakanmu?

Aku yang setia menunggu, terkadang merasakan setia itu sakit.
Apa lagi jika setia kepadamu yang tidak mengetahui bahwa ada cinta disini, di diriku.
Hati ini terlalu tak bernyali, ingin menyatakan bahwa cinta ini terlalu dalam, namun ketakutan selalu muncul begitu saja.
Cinta kadang-kadang memang serba salah, diam salah, bicarapun tak dianggap.
Andaikan bibir ini bisa menyuarakan semua yang ada di dalam hati......
Satu pesan untuk hatiku, bertahanlah meski harus cinta sendirian, jangan hilang................


Sabtu, 06 September 2014

TOLONG, MENGERTILAH

Jatuh cinta memang terkadang butuh perjuangan. Bukan terkadang lagi, memang mencintai butuh perjuangan.
Apalagi kalau mencintai sendiri, berjuang sendiri.
Jatuh cinta sendiri, berjuang sendiri.
Menahan luka, berjuang sendiri.
Melupakan yang tidak mencintai kitapun, harus berjuang sendiri.
Sakit? Iya, memang sakit.
Tahan? Bisa karena ini bukan salahmu, tapi salahku.
Aku yang bodoh tak bisa menahan hati.
Seandainya kita bisa bertukar posisi, kamupun pasti bisa merasakan bagaimana rapuhnya menjadi diriku.

Aku tak pernah sesedih ini. Kukira waktu yang kubutuhkan untuk melupakanmu juga tak sepanjang ini.
Aku salah besar. Hari-hari yang kulalui, bersama dengan usaha untuk melupakanmu, ternyata tak menemukan titik temu.
Kamu masih jadi segalanya, masih berdiam dalam kepala, masih jadi yang paling penting dalam hati.
Maaf, jika segala kejujuranku terdengar bodoh. 
Sungguh waktu masih ada kamu, aku beranggapan semuanya indah.
Aku tahu semuanya juga akan berakhir buruk.
Hari-hariku jauh lebih indah semenjak ada kamu. Lebih berwarna, warna itu yang membuat aku selalu bersemangat.
Entah, sekarang semenjak kamu perlahan-lahan pergi, aku rapuh, aku jatuh, aku hancur.

Dimana sosok dirimu yang dulu, yang selalu menjadi alasanku untuk tersenyum sekaligus menangis.
"Seandainya sekarang aku berada di sampingmu, akan kuceritakan sebuah kisah tentang melupakan dan mengikhlaskan, sungguh dua hal itu bukanlah hal yang mudah."

Aku, yang mencintaimu dan yang selalu berusaha untuk melupakanmu tapi selalu gagal.
Yang mencintaimu bukan untuk mengejar status, tapi hanya meminta untuk kau hargai.
Biarkan cinta ini mengalir, jangan paksa untuk aku melupakannya.
Karena harus kamu tahu, mencintaimu sampai sekarang ini bukanlah hal yang mudah, butuh perjuangan dan air mata.
Dan harus kamu tahu, mencintaimu tidak membuat aku menyesal. Ini maunya hatiku, bukan diriku.